Kaum Syi’ah adalah suatu kaum yang tidak henti-hentinya dalam memutar balikan fakta hingga kebanyakan masyarakat awam tertipu dengan mereka, sungguh benar perkataan Alloh Ta’ala:
{وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللَّهَ عَلَى مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ} [البقرة: 204].
“Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Alloh (atas kebenaran) isi hatinya, padahal dia adalah penentang yang paling keras”. (Al-Baqoroh: 204).
Kejahatan kaum Syi’ah dalam membantai dan memerangi kaum muslimin dan menghina pedoman hidup kaum muslimin yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah suatu perkara yang telah disaksikan oleh umat manusia, namun bersamaan dengan itu mereka juga memerangi kaum muslimin lewat pemikiran, penipuan dan pemutar balikan fakta.
Belum lama ini mereka menyebarkan ke penjuru dunia bahwa kaum muslimin yang mukim di Dammaj, yang mereka namai dengan Wahhabiy Salafiy adalah zholim, membunuh, membantai, membuat makar dan melakukan blokade serta bersekutu dengan Amerika dan Isroil dalam memerangi kaum muslimin[1]. Bahkan kaum Syi’ah di Indonesia yang sekarang jumlah mereka masih minoritas ikut menyuarakan kedustaan dan pemutar balikan fakta itu, mereka sengaja menyebarkan korban luka-luka Syi’ah ke media massa dengan tujuan untuk menjatuhkan pemerintah Kerajaan Suadi Arobi, mereka menegaskan bahwa Saudi Arobia kembali menempuh cara-cara yang pernah dilakukan oleh Raja Su’ud yang bekerja sama dengan Al-Imam Muhammad bin Abdil Wahhab An-Najdiy dalam membantai mereka, bahwasanya Al-Imam Muhammad bin Abdil Wahhab yang didukung oleh Raja Su’ud telah melakukan tindak kejahatan, dan kejahatan itu telah dilakukan pula oleh Syaikhuna Yahya Al-Hajuriy ‘Afallohu ‘anhu yang mendapatkan bantuan dari pemerintah Saudi Arobia dalam membantai, membunuh, memblokade dan memerangi mereka.
Semua apa yang mereka beritakan dan suarakan ini adalah merupakan suatu kedustaan dan pemutar balikan fakta yang sangat nyata dan jelas, siapa yang mengikuti berita dan sejarah blokade dan perang di Dammaj maka pasti mereka akan mengetahui bahwa kaum Syi’ah-lah pelopor dan pelaku kejahatan, kezholiman, pembunuhan, pembantaian, pembuat makar dan melakukan blokade serta usaha pengusiran terhadap kaum muslimin dari bumi Dammaj yang mereka lakukan dengan menghalalkan segala cara.
Alhamdulillah berita dan sejarah kejahatan mereka dalam setiap harinya telah kami tulis dan Alhamdulillah telah tersebar merata di tengah-tengah masyarakat kaum muslimin, bagi mereka yang mengikuti berita itu, maka Insya Alloh tidak ada lagi ruang bagi para Syi’ah untuk melakukan penipuan dan pemutar balikan fakta.
Kalimat singkat ini kami tulis sebagai “PENGANTAR” terhadap buku sejarah jihadnya kaum muslimin Dammaj dalam melawan kaum kafir Syi’ah hingga kaum muslimin Dammaj berhijroh ke Hudaidah, Sana’a, Dholi’, ‘Aden, Dzamar, dan Hadromaut serta daerah muslimin lainnya.
Alhamdulillah kaum muslimin yang berhijroh ke tempat-tempat tersebut mereka tetap mendapatkan pengajaran dan siraman rohani, mereka meninggalkan tempat ilmu dan mendapati tempat ilmu pula, ini adalah suatu kebaikan dan keni’matan bagi yang memahami pentingnya ilmu:
{وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ} [النحل: 53].
“Dan apa saja pada kalian dari suatu ni’mat maka itu dari Alloh (datangnya), dan bila kalian ditimpa oleh suatu kemudhoratan maka hanya kepada-Nyalah kalian meminta pertolongan”. (An-Nahl: 53).
Ni’mat seperti pantas untuk kita ceritakan:
{وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ} [الضحى: 11].
“Dan adapun terhadap ni’mat Robbmu maka ceritakanlah”. (Adh-Dhuha: 11).
Alhamdulillah di Hudaidah telah ada para masyayikh dari keluaran Dammaj, mereka telah berda’wah di sana.
Di Sana’a telah ada pula para masyayikh dari keluaran Dammaj, diantara mereka Syaikhuna Abu Abdirrohman Fathul Qodasiy ‘Afallohu ‘anhu yang beliau sebagai pengganti Syaikhuna Abu Ibrohim Muhammad Mani’ Al-Ansiy ‘Afallohu ‘anhu yang mengajar di masjid As-Sunnah Sa’wan Madinah Sakaniyyah Sana’a[2], juga di masjid Al-Fath Sana’a telah ada pengajar yang masyhur dengan Asy-Syaikh Abu Ishaq ‘Afallohu ‘anhu, belum lagi kajian atau muhadaroh umum di beberapa masjid Ahlissunnah yang diisi oleh masyayikh kami, diantara mereka adalah Syaikhuna Yahya bin Ali Al-Hajuriy, Syaikhuna Abu ‘Amr Abdul Karim Al-Hajuriy, Syaikhuna Abu Abdirrohman Jamil Ash-Shilwiy dan yang selain mereka dari para ulama Ahlissunnah.
Di Dholi’ telah ada pula masyayikh dari keluaran Dammaj, diantara mereka adalah Asy-Syaikh Muhib Adh-Dholi’iy ‘Afallohu ‘anhu dan Asy-Syaikh Abdulloh Al-Iryaniy ‘Afallohu ‘anhu yang beliau telah membangun markiz di Juban Dholi’.
Di ‘Aden telah ada pula para masyayikh keluaran Dammaj dan bahkan mereka sudah memiliki markaz tersendiri, diantara mereka Asy-Syaikh Ahmad ‘Afallohu ‘anhu dan Syaikhuna Husain Al-Hatib Al-Yafi’iy ‘Afallohu ‘anhu.
Di Dzamar telah ada pula para masyayikh keluaran Dammaj dan telah memiliki tempat da’wah khusus, diantara mereka Asy-Syaikh Abdurrozzaq An-Nahmiy ‘Afallohu ‘anhu.
Di Hadromaut telah ada pula para masyayikh keluaran Dammaj diantara mereka Syaikhuna Abu Bilal Kholid ‘Afallohu ‘anhu dan Asy-Syaikh Yasir Ad-Duba’iy ‘Afallohu ‘anhu.
Begitu pula di Baidho’, Abyan, Yafi’ dan Ibb serta beberapa daerah lainnya sudah ada para masyayikh keluaran dari Dammaj, masing-masing keluaran Dammaj setelah hijroh dari Dammaj mereka kembali ke daerah mereka masing-masing, para masyayikh membuka markaz-markaz di tempat mereka masing-masing, begitu pula para da’i terus disebar, pada hari-hari ini banyak para da’i keluaran Dammaj sedang da’wah di beberapa daerah di dalam negri Yaman, bahkan ada yang masih berda’wah di luar Yaman belum kembali sampai hari ini. Maka dengan itu tidak didapati pada diri para penuntut ilmu rasa futur dan putus asa dari ilmu, Alhamdulillah ilmu tetap tersebar dan para penyeru kepada ilmu tetap jaya, tidak akan memudhoratkan mereka para penyelisih dan para penentang, dari Al-Mughiroh bin Syu’bah Rodhiyallohu ‘anhu, beliau berkata: Rosululloh Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam berkata:
«لاَ يَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ، حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ ظَاهِرُونَ».
“Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku mereka menampakan kebenaran, sampai datang kepada mereka perkara Alloh dan mereka adalah menang (dalam menampakan kebenaran)”. Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy, dan beliau membuat bab khusus di dalam “Shohih“nya:
“بَابُ قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الحَقِّ» يُقَاتِلُونَ وَهُمْ أَهْلُ العِلْمِ”.
“Bab perkataan Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam: “Akan senatiasa ada sekelompok dari umatku yang mereka tampak di atas kebenaran“. Mereka berperang dan mereka itu adalah orang-orang yang berilmu.
Alhamdulillah keberadaan kaum muslimin yang mereka ke Dammaj dalam rangka menuntut ilmu, mereka bersabar dalam menjalani tugas mulia itu, kini mereka Insya Alloh telah meraih tiga keutamaan:
Keutamaan pertama: Menuntut ilmu, Alloh Ta’ala berkata:
{يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ} [المجادلة: 11].
“Alloh akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang telah diberikan ilmu dengan beberapa derajat, dan Alloh terhadap apa yang kalian kerjakan adalah Al-Khobir (Maha Mengetahui)”. (Al-Mujadilah: 11).
Keutamaan kedua: Berjihad, Alloh Ta’ala berkata:
{إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ} [البقرة: 218].
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berhijroh dan berjihad di jalan Alloh, mereka itulah yang mengharapkan rohmah Alloh, dan Alloh adalah Al-Ghofur (Maha Pengampun) lagi Ar-Rohim (Maha Penyayang)”. (Al-Baqoroh: 218).
Keutamaan ketiga: Berhijroh, Alloh Ta’ala berkata:
{وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا} [النساء: 100].
“Dan barang siapa yang berhijroh di jalan Alloh maka dia mendapati di muka bumi tempat (hijroh) yang luas dan rezqi yang banyak lagi luas, dan barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan berhijroh kepada Alloh dan Rosul-Nya kemudian kematian menjemputnya maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Alloh, dan Alloh adalah Al-Ghofur (Maha Pengampun) lagi Ar-Rohim (Maha Penyayang)”. (An-Nisa': 100).
PEMUTAR BALIKAN FAKTA
PASTI MERUSAK CERITADitulis oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy
Di Masjid As-Sunnah Sa’wan Madinah Sakaniyyah Sana’a Yaman
Pada malam Senin 25 Robiul Awwal 1435.
[1] Yang diinginkan dengan istilah “kaum muslimin” adalah mereka yang beragama Syi’ah, adapun selain mereka maka dikatakan sebagai Amerika-Isroil ya’ni kafir.
[2] Adapun Syaikhuna Abu Ibrohim Muhammad Mani’ Al-Ansiy ‘Afallohu ‘anhu maka sungguh beliau sudah sangat tua umurnya, beliau diakui sebagai seorang ulama yang kokoh di atas As-Sunnah dan mumpuni ilmunya serta sebagai penghafal As-Sunnah yang handal, beliau termasuk ulama dari kota Sana’a –semoga Alloh memberikan kepada kami dan kepadanya dengan husnul khotimah (berkesudahan yang baik)-.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar