KARAKTER AHLUSSUNNAH
Gigih menuntut ilmu Dalam Senang dan Susah
Ditulis oleh : Abu Fairuz Abdurrahman bin Sukaya Al Qudsy
Pertanyaan : Apakah Dars pernah libur ketika senjata-senjata berat Rafidhah menyerang Markiz Ahlussunnah di dammaj ?
Ana jawab dengan mohon taufiq pada Alloh Ta’ala: Dars umum Syaikh Yahya selama perang ini tak pernah libur, hanya saja temponya agak di peringan. Seorang mukmin sejati tak pernah kenyang dengan ilmu dan selalu mohon tambahan.
Alloh ta’ala berfirman: “وقل رب زدني علما”
“Dan katakanlah: Wahai Robbku, tambahilah saya ilmu.” Nabi Muhammad Shollallohu’alaihiwasallam bersabda:”Ada dua keinginan kuat yang tidak akan kenyang: keinginan kuat untuk meraih ilmu, tak akan kenyang, dan keinginan kuat untuk meraup harta, tak akan kenyang.”
(hadits Anas, dlm “Ash Shohihul Musnad”).Ini sekaligus nasihat untuk seluruh muslimin, terutama di waktu luang dan amannya mereka untuk bersemangat mencari ilmu, karena dia bagian dari hikmah yang mana Alloh ta’ala berfirman:
“يؤتي الحكمة من يشاء ومن يؤتى الحكمة فقد أوتي خيرا كثيرا وما يذكر إلا أولوا الألباب”
“Alloh memberikan hikmah pada orang yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa diberikan hikmah maka sungguh dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tiada yang ingat dan sadar kecuali orang-orang yang punya akal yang mendalam.” (QS. Al Baqoroh: 269). Ar Roghib Al Ashfahani rohmahulloh berkata: “Hikmah adalah menepati kebenaran dengan ilmu dan akal. Adapun hikmah yang dari Alloh adalah: mengetahui perkara-perkara dan mengadakannya di atas puncak kemantapan. Dan hikmah yang dari manusia adalah: “Mengetahui perkara-perkara yang ada, dan mengerjakan kebaikan kebaikan.”(“Al Mufrodat”/hal. 249).
Justru dengan ilmu yang mantap dan benar itulah terbentuk keberanian sejati dan kelurusan langkah serta ketepatan sasaran. Ini lebih ditakuti oleh orang-orang kafir, daripada orang yang sekedar sibuk membina raganya.
Al Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata: “Banyak orang tersamarkan bagi mereka antara keberanian dan kekuatan, padahal dua perkara ini adalah berbeda. Sesungguhnya keberanian adalah kekokohan hati ketika ada kejeadian, sekalipun orang ini lemah cengkeraman tangannya.
Dulu Ash Shiddiq Rodhiyallohu’anh adalah orang yg paling berani dari umat ini setelah Rosululloh shollallohu’alaihiwasallam. Umar dan yang selainnya lebih kuat daripada beliau.
Akan tetapi Ash Shiddiq mengungguli para Shohabat semuanya dengan kekokohan hatinya di setiap kasus dari kasus-kasus yang menggoncangkan gunung-gunung, dan beliau dalam situasi itu hatinya kokoh dan mentalnya mantap, dengan itu para Shohabat dan jagoan-jagoan mereka bernaung pada beliau, lalu beliau mengokohkan mereka dan memompa keberanian mereka.” (“Al Furusiyyah”/hal. 466).
والله تعالى أعلم, وله الحمد في الأولى والآخرة.
Rabu, 17 Muharram 1435H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar